Story telling

  Muhammad Ammar Daffa

 

Pengalamanku

 

 pada suatu hari disaat saya masih berumur lima tahun, saya masuk sekolah TK di At Taqwa selama dua tahun, disana adalah masa masa yang menyenangkan. Memiliki banyak teman dan bermain dengan riang. Setelah dua tahun, akhirnya saya lulus dari TK dan berpisah dengan teman yeman dimasa TK, saya pun kehilangan teman yang paling akrab disaat TK, karena dia memilih sekolah di kampungnya.

Setelah lulus TK, saya melanjutkan sekolah ke jenjang SD, saya melanjutkan sekolah ke SDN Harapan mulia 01 di jalan cempaka wangi, saat pertama kali masuk sekolah saya kebingungan karena tidak mengenal orang orang disana dan saya merasa canggung dengan teman baru disana, tetapi untung saja ada guru yang membimbing agar tidak malu saat bertemu orang baru, guru itu pun menyuruh murid murid memperkenalkan untuk memperkenalkan diri satu persatu, akhirnya disitu saya memiliki teman baru.

Di SD ada beragam guru dari sifatnya, maupun cara mengajar. Yang saya masih ingat yaitu guru PPKN berasal dari batak yang tidak disukai oleh banyak murid karena  sifatnya yang galak dan tidak sungkan untuk menghukum murid yang berkelakuan buruk baginya seperti mengobrol saat belajar, minum saat guru menjelaskan, tidak mengerjakan tugas, hingga malas belajar. Saya juga sering terkena hukuman karena terlambat datang ke sekolah dan akhirnya saya tidak ikut jam pelajaran PPKN saat itu.

Selain itu ada guru Bahasa Inggris, cara mengajarnya disukai oleh murid murid karena ia mengajar sambil bermain dan bernyanyi, tetapi pelajaran yang paling saya suka adalah pelajaran olahraga karena saya suka bermain bola dan beladiri.

Di SD ini sering diadakan liburan akhir semester, liburan ini sering mengajak anak muridnya pergi berenang di atlantis, saya selalu menunggu liburan ini karena menyenangkan bisa bersama sama pergi berenang bersama teman teman

Sejak kelas dua saya memliki teman akrab yang selalu bermain bersama, ia bernama Ilham, Dias, dan Ardi. Kita selalu bermain bersama sama di rumah Ilham seperti bermain layangan di loteng, bermain Tamiya, bermain burung dara dan banyak kegiatan menyenangkan lainnya.

Disaat saya kelas lima, ada ekskul baru yaituu Taekwondo, saya pun mengikutinya bersama teman akrab saya hingga menjadi murid kebanggaan sabeam (guru taekwondo), karena rajin mengikuti ekskul hingga ke tempat tempat lain dan sekolah lain.

Saya juga pernah membawa nama sekolah untuk mengikuti ajang taekwondo, saat itu mendapat empat medali perak dan satu medali emas, dan kita pun menjadi kebanggaan guru guru disana. Hingga naik ke kelas enam saya pun memutuskan untuk berhenti mengikuti ekskul dan fokus belajar untuk kelulusan sekolah dan mencapai nilai yang bagus.

Saya pun belajar dengan giat supaya bisa melanjutkan ke sekolah favorit. Tujuan saya adalah masuk ke SMPN 78 Jakarta karena ada ekskul taekwondo, walaupun bisa menggunakan jalur prestasi namun saya berusaha masuk dengan nilai akhir. Dan ternyata saya bisa masuk ke SMPN 78 tanpa menggunakan jalur prestasi.

Pada awalnya saya masuk ke SMPN 78 untuk melanjutkan taekwondo disana, namun sangat disayangkan saat saya masuk 78 taekwondo disana telah bubar dan saya pun mengikuti ekskul futsal

Ada banya teman SD saya yang masuk ke 78, namun teman akrab saya tidak masuk 78, pada saat itulah kita berpisah. Namun di 78 saya memiliki banyak teman yang menyenangkan, saya berangkat ke sekolah di antar oleh ayah saya naik motor dan pulangnya berjalan kaki cukup jauh. Rumah saya di jalan hajiung sedangkan SMPN 78 di galur, saya harus berjalan 2 km hingga saya sampai rumah. Terkadang saya baru sampai rumah saat adzan maghrib.

Sejak kecil saya selalu tinggal bersama nenek saya, saya diajak tinggal bersama orang tua saya di bekasi namun saya tetap memilih untuk tinggal di Jakarta bersama nenek saya. Sejak SMP saya mulai membantu nenek saya berdagang minuman dan makanan seperti es teh, soto ayam, lemper, lontong, dan bermacam makanan.

Saat kelas satu SMP gurunya menyenangkan, mulai dari guru agama yang sering mengajak muridnya menonton film horror dan berceramah, guru bahasa Indonesia yang sering bercanda dan masih banyak guru lainnya yang membuat murid semangat.

Walaupun sekolahnya kecil namun sekolah ini selalu berada di rangkin urutan atas sekolah dengan murid yang pintar, disana memang banyak murid yang pintar saya pun kesulitan untuk bersaing dengan murid lain karena saya tidak ahli dalam matematika.

Namun disana teman teman saya mengajak saya untuk belajar bersama sama, dengan begini  belajar lebih menyenangkan karena saling memberi penjelasan menurut pendapat masing masing. Disaat naik ke kelas dua SMP, mulai banyak tugas yang cukup rumit seperti berdrama, praktek tari, melukis hingga berpidato.

Dikelas dua sudah mulai banyak pekerjaan kelompok sehingga sedikit waktu untuk bermain, itu membuat saya yang hobi bermain game merasa kecewa karena waktu yang bisa dipakai bermain hanya malam hari dan itu pun orangtua saya melarang bermain hari, hingga suatu hari saya bermain game dan orangtua saya marah hingga membanting handphone yang saya mainkan hingga hancur. Sejak saat itu saya pun tinggal di rumah nenek saya. Dan nenek saya sangat sayang dengan saya karena ia yang merawat saya sejak bayi karena ibu saya dan ayah saya jarang dirumah dan sibuk bekerja dan nenek saya lah yang menjaga saya.

Hingga saya naik kelas tiga SMP, guru yang mengajar kelas tiga benar benar serius dan tidak bercanda dalam mengajar dan tidak membahas yang tidak penting dalam pelajaran. Saya pun mulai jarang bermain bersama teman rumah karena banyak tugas yang diberikan oleh guru dan bermacam macam pelajaran yang memberian tugas kelompok.

Namun pada saat akhir akhir di kelas tiga SMP beredar kabar tentang munculnya virus covid-19 dan sekolah pun diliburkan, kebetulan saat itu adalah seminggu sebelum ujian praktek dan akhirnya ujian praktek ditiadakan dan libur selama satu tahun.

Dengan begitu  saya bisa bermain game sepuasnya bersama teman teman dan libur ini tidak diberikan info kapan masuknya dan hingga akhirnya lulus sekolah dengan cara yang tidak seharusnya. Sejak adanya covid-19 semua tempat menjadi sepi dan saya tidak bisa keluar bermain bersama teman teman, hal ini membuat saya bosan karena hanya bisa berada di rumah menonton televisi dan bermain handphone saja.

Hingga suatu hari pemilihan sekolah saya kesusahan untuk masuk sekolah negeri karena menggunakan usia, banyak anak baru lulus SMP beruisa lebih dari 16 tahun, dan saat pendaftaran menggunakan nilai banyak juga anak yang nilainya bagus sedangkan kuota untuk tahap ini tidak terlalu banyak, pada awalnya nama saya terlihat di urutan atas namun saat sore hari pendaftaran akan ditutup nama saya pun tidak terlihat lagi.

Saya pun masuk ke SMK Muhammadiyah 1 Jakarta dengan terpaksa karena tidak bisa mendapatkan sekolah negri. Sekolah ini bagus fasilitasnya dan kebetulan saat saya masuk sekolah ini sudah diperbagus tempat prakteknya dan kelasnya, gurunya juga ramah ramah. Disinilah saya pertama kali masuk sekolah swasta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selama pjj di Muhammadiyah